Tadi malam, aku ditelpon kawan. Ia menceritakan, mobilnya kena musibah. Sejak Desember lalu, mobilnya disewakan orang lain. Pembayaran lancar. Tapi, bulan April ini mulai tersendat.
Peminjam dihubungi, tapi jawabannya selalu menepis. Kawan sempat curiga. Ternyata, saat kemarin jalan-jalan di seputar Bekasi, tanpa sengaja, ia melihat mobilnya ada di Polsek Be**** *****. Tentu ia sangat terkejut.
Akhirnya ia masuk ke polsek itu dan menanyakan status mobilnya. Ternyata mobilnya digadaikan oleh sang penyewa. Woww, tambah surprise lah dia. Ia mengambil keputusan untuk mengambil mobilnya.
Deg! Ia boleh mengambil mobil itu asalkan membayar dengan jumlah Rp 10 juta. Wooow, jelas lucu. Wong korban kok malah dimintain uang. Apalagi ada beberapa kejanggalan.
1. Mobil tersebut telah berada di polsek setempat sejak Januari.
2. Kenapa tidak ada itikad untuk menghubungi pemilik atau minimal dealer mobil.
3. Beruntung, tanpa sengaja mengetahui keberadaan mobil, tapi justru disuruh bayar.
4. Pengambilan mobil melalui proses negoisasi [gila, kayak jual beli barang].
Akhirnya, kawan enggan mengambil lantaran sudah tidak wajar. Akhirnya, ia menghubungiku. Kebetulan beberapa waktu lalu, aku pernah meliput di kawasan Bekasi. Tapi, saat ini sudah tidak lagi.
Aku menghubungi kawan-kawan pers yang ada di sana. Mereka menyuruhku menghubungi Kapolsek setempat. Alhamdulillah, meski sudah tidak berkecimpung menjadi jurnalis lagi, tapi kawan-kawan banyak yang ingin membantu.
Selanjutnya, ku tanyakan kepada Kapolsek via ponselnya. Katanya, persyaratan hanya melengkapi surat-surat. Kami bernafas lega, berarti tentang 'harga' yang ditawarkan hanyalah perbuatan oknum.
Setiba di polsek setempat, setelah membawa kelengkapan surat dan menyiapkan uang terima kasih, aku dikejutkan lagi. Ternyata mobilnya tidak ada di tempat. Padahal kemarin masih ada [itu pun bukan di tempat parkir, tapi di ruas jalan depan kantor polsek].
Nah, mengetahui mobilnya tidak ada jelas aku bertanya. Tapi kata Kanit setempat, mobilnya aman. Huahahaha, lucu sekali jawabannya. Aku menghubungi kawan di Tempo dan beberapa teman pers lain.
Mereka mengusulkan agar aku menghubungi Kapolres untuk mengadukan ulah anak buahnya. "Masa barang bukti dijadikan operasional. Itu jelas pelanggaran. Apalagi sudah deal-dealan harga. Udah laporin aja," kata kawan sedikit emosi.
Namun, aku masih menahan karena khawatir justru mengadu domba [walaupun kesel banget]. Pihak polsek menganjurkan, Besok {Jumat, 24/4) untuk mengambil mobil. "Suratnya kan lengkap, tinggal siapkan 'pelurunya saja'," kata Kanit kepada kawan yang punya mobil.
Aduh, masih begitu yaaaa. Anehnya, ia tak bilang langsung padaku. Jadi gregetan. Di sana ada tiga mobil lain. Aaaaahhh, entah berapa yang harus mereka bayar untuk mengambil mobil MILIKNYA SENDIRI.
Mengayomi dan Melindungi Masyarakat, cuma simbol thokkkk. Huh, beruntung kawan mengetahui tanpa sengaja keberadaan mobilnya. "Mungkin Allah yang menunjukkan aku kesini [polsek]," kata kawan. Lah, kalo gak ketawan gimana ya?????
Index
Kala di Harian Pagi Kaltimpost
Ketika di Harian Umum Republika
gado-gado
puisi-puisi biru
tentang itu
tulisan bebas
Menarik Banget
Klik Blogger
Terjemahkan laman ini
Apa kabar
Assalammualaikum. Kabar baik kan? Hari ini, sudah berbuat baik apa? Terima kasih, ya, mau mampir. Salam kenal. Pengelola blog ini dikasih anugerah sama orangtuanya berupa nama R. Rudi Agung P. Sedangkan nama pena lebih sering makai; rap. Tulisan di sini adalah 2nd arsip coretanku di kertas komersil: celoteh ini-itu kala belajar di Harian Umum Republika Jakarta dan Harian Pagi KaltimPost Kalimantan. Tapi, lebih banyak tetesan pena berantakan sih, terkait apa ajah. Berisi campuran serpihan diksi dari hamba yang masih belajar.
Hmmm mari berbagi sambil belajar dan terus belajar. Jangan lupa memperhatikan masalah sosial sekitar. Siapa tahu kita bisa memetik pelajaran dan memberi kemaslahatan. Dan, mari mencatat sklumit kabar angin di hari kemarin, esok, ato lusa. Belajar menulis, menulis, menulis.
Hmmm mari berbagi sambil belajar dan terus belajar. Jangan lupa memperhatikan masalah sosial sekitar. Siapa tahu kita bisa memetik pelajaran dan memberi kemaslahatan. Dan, mari mencatat sklumit kabar angin di hari kemarin, esok, ato lusa. Belajar menulis, menulis, menulis.