Selamat jalan sahabat. Semoga kita dipertemukan kembali di taman surga dan surga nan kekal nanti, amin. Sejak kecil, sudah ratusan sahabat mendahuluiku. Entah sahabat rumah, kawan sekolah, organisasi, etc. :( hiks.
Kehilangan adalah hal yang tak mampu ditepis :c. Seperti tadi malam, misalnya. Satu sahabatku lagi, Setyo Widodo, menjemput ajalnya. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Ia sahabat, kawan dekat, seseorang yang banyak menolongku dan kawans lain.
"Aku mau tidur dulu," itulah kalimat terakhir yang diucapkan kepada istrinya di rumah sakit. Dua hari sebelumnya, aku sempat menjenguk ke rumahnya. Mukanya hitam. Nafasnya tersengal. Aku pun tersedak melihatnya. Istrinya, tak henti mengucapkan istighfar di telinganya.
Aku menyarankannya untuk mentalqinkan dengan asma Allah saja. Agar lebih mudah. Istrinya pun mengikuti saran itu. Ia menangis. Tersedu-sedu. Tak kuasa, ia berhenti sejenak. Aku mengganti posisinya, dengan menalqinkan asma Allah di telinganya. Kawan lain mengucapkan kalimat ilahiyah, ada yang mengumandangkan shalawat.
Alhamdullillah. Kami ditunjukkan kekuasaan Allah. Nafasnya tak lagi tersengal. Pancaran wajahnya tak lagi hitam. Berubah menjadi putih, bersih, dan bersinar. Allah maha besar. Sahabatku pun mampu berkomunikasi, walau hanya melalui mata dan anggukan kepala.
Melihat kondisinya yang sedemikan rupa, sebuah pesan ku kirim kepada salah satu kakakku, yang kebetulan berprofesi dokter. Ia pun menyarankan tuk segera membawa kawanku ke rumah sakit. Di rumah sakit, aku menyesal belum sempat menjenguknya lagi.
Namun, dari kisah kawan yang membesuk, almarhum wafat dengan senyum. Menggenggam tasbih di tangannya, wafat dalam keadaan tenang dan semoga bi khusnul khotimah, amin. "Aku mau tidur dulu," kata itu yang didengar istrinya saat sang istri ingin ke toilet.
Sekembalinya ke pembaringan, ternyata suaminya sudah tak bernyawa. Dan kalimat, mau tidur, itulah, kalimat perpisahan almarhum sebelum meninggalkan selama-lamanya. Padahal, sebelumnya ia tak mampu berkomunikasi kecuali melalui mata dan bahasa tubuh.
Di pemakaman, ratusan kawan, tetangga, kerabat dan keluarga mengantarnya hingga liang lahad. "Ayah mana," tanya Intan, gadis berusia satu tahun di depan makam ayahnya. Sang ibu menjawab, "Ayah pergi haji, setelah itu ayah mau tidur." :c huhuhu.
Percakapan anak dan istri alamarhum memaksa hati seluruh peziarah meluluh. Hampir semua yang ada di makam, sulit untuk membendung air mata. Allahummmagh firlahu warhamhu waafihi wa'fuanhu wa akrim nudzulahu wawasi' madkholahu...ilaa akhiri du'a.
Selamat jalan sahabat. Semoga Allah melapangkan kuburmu, membebaskan siksa untumu, mengganjar setiap perbuatanmu di dunia dengan pahala dan melipatgandakannya, amin. Ratusan sahabat telah meninggalkanku. Tentu, akan ada lagi yang meninggalkanku atau aku yang akan meninggalkan alam fana ini lebih dulu. Kapan waktunya, entahlah itu.
Ya Rabbul Ghaffar, masukkan kami dalam golongan orang-orang yang Engkau ridhoi. Mudahkan kami dalam menjemput ajal, tetapkan kami dalam insan yang Engkau rahmati, akhiri kami dengan khusnul khotimah. Takdirkan dalam derajat orang-orang yang Syahid, amin amin amin.
Index
Kala di Harian Pagi Kaltimpost
Ketika di Harian Umum Republika
gado-gado
puisi-puisi biru
tentang itu
tulisan bebas
Menarik Banget
Klik Blogger
Terjemahkan laman ini
Apa kabar
Assalammualaikum. Kabar baik kan? Hari ini, sudah berbuat baik apa? Terima kasih, ya, mau mampir. Salam kenal. Pengelola blog ini dikasih anugerah sama orangtuanya berupa nama R. Rudi Agung P. Sedangkan nama pena lebih sering makai; rap. Tulisan di sini adalah 2nd arsip coretanku di kertas komersil: celoteh ini-itu kala belajar di Harian Umum Republika Jakarta dan Harian Pagi KaltimPost Kalimantan. Tapi, lebih banyak tetesan pena berantakan sih, terkait apa ajah. Berisi campuran serpihan diksi dari hamba yang masih belajar.
Hmmm mari berbagi sambil belajar dan terus belajar. Jangan lupa memperhatikan masalah sosial sekitar. Siapa tahu kita bisa memetik pelajaran dan memberi kemaslahatan. Dan, mari mencatat sklumit kabar angin di hari kemarin, esok, ato lusa. Belajar menulis, menulis, menulis.
Hmmm mari berbagi sambil belajar dan terus belajar. Jangan lupa memperhatikan masalah sosial sekitar. Siapa tahu kita bisa memetik pelajaran dan memberi kemaslahatan. Dan, mari mencatat sklumit kabar angin di hari kemarin, esok, ato lusa. Belajar menulis, menulis, menulis.