tag:blogger.com,1999:blog-62455204116672399552024-02-20T09:13:55.344+07:00Sklumit doa dan celoteh pena tentang kemarin, tadi, esok, lusaUnknownnoreply@blogger.comBlogger25125tag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-12434899233703699302012-04-05T04:22:00.002+07:002012-04-05T04:31:01.015+07:00Republik SengkarutKepedihan kembali menimpa bangsa ini. Rentetan peristiwa yang terjadi di Indonesia membuat hati kita semakin masgyul: Kesenjangan sosial yang melebar, mandulnya penegakan hukum, tingginya angka kriminalitas, sampai siaran televisi yang acap menyudutkan Islam.<br /><br /><span id="fullpost"><a style="color: rgb(51, 204, 255); font-weight: bold;"></a><a href="http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/rudi-agung-penulis-sejumlah-buku-antologi-republik-sengkarut-dan-bom-informasi-penyudutan-islam.htm/" target="_blank"><img src="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=6245520411667239955&postID=3985127784062365736" alt="" border="0" />lanjut baca..</a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-75296191965019101012012-04-05T04:16:00.002+07:002012-04-05T04:19:55.647+07:00Kemana Penghuni Masjid?Hasil riset Kementerian Agama RI yang dilansir pada penghujung November 2011 menunjukkan fakta mencengangkan: Dari 800 ribuan masjid di seluruh Indonesia, sebanyak 89,9 persennya sepi dari kegiatan keagamaan.<br /><br /><span id="fullpost"><a style="color: rgb(51, 204, 255); font-weight: bold;"></a><a href="http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/rudi-agung-direktur-pemberitaan-tabloid-suara-duren-sawit-kemana-penghuni-masjid.htm" target="_blank"><img src="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=6245520411667239955&postID=3985127784062365736" alt="" border="0" />lanjut baca..</a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-62682446289718267682010-10-11T12:51:00.001+07:002010-10-11T12:53:59.711+07:00Indonesia Butuh Televisi IslamMengikuti perkembangan informasi terkini kian membuat hati kita masygul. Khususnya melihat pemberitaan yang disiarkan media televisi. Pemutar balikkan fakta, penyudutan dan pembusukan citra Islam sering kali kita saksikan di televisi dan media massa lainnya.<br /><br /><br /><span id="fullpost"><a style="color: rgb(51, 204, 255); font-weight: bold;"></a><a href="http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/rudi-agung-jurnalis-indonesia-butuh-televisi-islam.htm/" target="_blank"><img src="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=6245520411667239955&postID=3985127784062365736" alt="" border="0" />lanjut baca..</a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-43218536355038465262010-06-15T21:19:00.001+07:002010-06-15T21:21:33.036+07:00Ukhuwah Islamiyah Lenyap?Mata dunia terbelalak. Tragedi berdarah 31 Mei yang didalangi zionis Israel terhadap relawan Flotilla to Gaza benar-benar menginjak nilai kemanusiaan. Ramai-ramai dunia mengecam. Menggelar demo hingga menerjunkan relawan lain untuk kembali menembus Gaza. <br /><br /><br /><span id="fullpost"><a style="color: rgb(51, 204, 255); font-weight: bold;"></a><a href="http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/rudi-agung-jurnalis-ukhuwah-islamiyah-lenyap.htm/" target="_blank"><img src="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=6245520411667239955&postID=3985127784062365736" alt="" border="0" />lanjut baca..</a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-75213760060004734672010-04-03T04:09:00.004+07:002010-04-03T04:18:29.429+07:00<span style=";font-family:lucida grande;font-size:85%;" id="fullpost" ><span style="font-family: trebuchet ms;font-size:100%;" ><br /></span><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;font-size:100%;" >Saya percaya kepada Kebenaran. Saya percaya bahwa siapa pun yang sengaja berkata bohong sama halnya memotong dirinya sendiri secara sengaja (Conrad Hilton).</span><br /><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-59807482771396965562010-03-15T00:28:00.000+07:002010-03-15T00:31:11.171+07:00Teroris, Obama, dan Simbiosis MutualismeSetelah drama penangkapan Noordin M Top, tahun lalu, ‘proyek’ terorisme sempat istirahat. Kini di tengah gonjang-ganjing kasus Century, hingar bingar rencana kedatangan Obama ke Indonesia, dan citra polisi yang kian memburuk; tiba-tiba drama terorisme dihidupkan lagi. Apakah ada kaitannya?<br /><br /><span id="fullpost"><a style="color: rgb(51, 204, 255); font-weight: bold;"></a><a href="http://eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/rudi-agung-teroris-obama-dan-simbiosis-mutualisme.htm/" target="_blank"><img src="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=6245520411667239955&postID=3985127784062365736" alt="" border="0" />lanjut baca..</a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-37314974334405592162010-03-07T05:28:00.007+07:002010-03-07T17:03:43.879+07:00Just 4Mom: Rindu dalam RinduKerinduan di tepi kenangan.<br /><br /><a href="http://s390.photobucket.com/albums/oo341/rudiagungp/?action=view&current=BundaTOP.gif" target="_blank"><img src="http://i390.photobucket.com/albums/oo341/rudiagungp/BundaTOP.gif" alt="Photobucket" border="0" /></a><br />Bunda..<br />Andai sluruh isi dunia ini bisa ku miliki,<br />smua itu tetap tak mampu membalas jasamu.<br /><span id="fullpost"><br />Bunda..<br />Andai ku ingat saat itu,<br />ku kan memohon agar Malaikat Izrail<br />juga memanggilku.<br /><br />Tapi Bunda..<br />Bukankah kau mengajariku untuk dapat kuat, apapun yang terjadi.<br />Bumi pun masih tetap berputar.<br /><br />Aku hanya bisa berharap.<br />Seiring putaran bumi, untaian doaku akan slalu menemanimu.<br />Menemani tidur lelapmu di taman surga.<br /><br />Ya Allah, tinggikan derajat orangtua kami.<br />Tinggikanlah derajat kami di sisi-Mu.<br />Di sisi seluruh hamba-Mu.<br /><br />[tiba-tiba, ku ingat hari kemarin]</span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-83335392206895319002010-03-07T00:39:00.000+07:002010-03-07T00:40:02.462+07:00Yusuf Mansyur: Berangkat Haji Berkat SedekahPendiri Daarul Qurían Internasional School, Ustadz Yusuf Mansur, mengaku pernah lupa bahwa manusia tak boleh memastikan sesuatu yang belum terjadi. Yusuf berkisah, pada 1990 lalu, ia yakin dan telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menunaikan ibadah haji. Namun, menjelang hari pemberangkatan ia memliliki masalah sehingga batal ke Tanah Haram... <br /><br /><a style="color: rgb(51, 204, 255); font-weight: bold;"></a><a href="http://www.jurnalhaji.com/2009/05/08/yusuf-mansur-berangkat-haji-berkat-sedekah/" target="_blank"><img src="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=6245520411667239955&postID=3985127784062365736" alt="" border="0" />lanjut baca..</a>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-74616357174653452212010-03-07T00:32:00.001+07:002010-03-07T00:35:02.552+07:00Alhamdulillah, GempaSejak tsunami Aceh 2004, musibah bertubi-tubi menghantam Indonesia. Sedikitnya ada sembilan gempa yang terjadi di berbagai daerah. Terakhir musibah 30 September di Sumatra.Beragam dugaan muncul menyikapi musibah yang hadir menjenguk Ibu Pertiwi...<br /><span id="fullpost"><br /><br /><a href="http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/rudi-agung-pemerhati-sosial-alhamdulillah-gempa.htm/" target="_blank"><img src="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=6245520411667239955&postID=3985127784062365736" alt="" border="0" />lanjut baca..</a><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-21494748667738416682010-03-07T00:26:00.003+07:002010-03-07T00:31:57.000+07:00Menilai Efktifitas Fatwa Haram GolputMajelis Ulama Indonesia, melalui sidang pleno Ijtima ulama se-Indonesia III di Padangpanjang, Ahad (25/1), mengeluarkan beberapa fatwa haram. Di antaranya ...<br /><span id="fullpost"><br /><br /><a href="http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/menilai-efektifitas-fatwa-haram-golput.htm/" target="_blank"><img src="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=6245520411667239955&postID=3985127784062365736" alt="" border="0" />lanjut baca..</a><br /><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-54237415846809265062010-03-06T20:54:00.001+07:002010-03-07T00:26:54.655+07:00Di Titik MinimalJumat (29/5), saya mengintip Kota Kalimantan. Baru kali ini tertarik memperhatikan pemandangan. Sejak awal lepas landas, saya terus melihat pemandangan ke bawah <a href="http://curhatkita.blogspot.com/2009/07/di-titik-minimal.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+blogspot%2Fcurhatkita+%28CurhatKita%29"><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153);">(lanjut).</span></a><span id="fullpost"><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-37403705631690019742009-06-03T18:55:00.005+07:002010-03-06T23:13:24.847+07:00Pengalaman Haji Irene Handono"Itu bukan sebuah pikiran. Tapi sebuah film di depan mata saya tentang hidup saya sendiri. Semua lengkap, sangat jelas."<span id="fullpost"> <a href="http://www.jurnalhaji.com/2009/05/08/irene-handono-menyaksikan-%E2%80%98film%E2%80%99-dirinya-saat-masih-non-muslim/"><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153);">(lanjut).</span></a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-65802584361646089452009-05-03T19:54:00.011+07:002009-05-05T01:22:30.018+07:00HmmmmAround 15 years ago a move to the Russian colleagues. He followed his parents who served in the Embassy office. He was explain, there often during the walk to the Spanish, Swedish, or encircle Europe :z. Wooww, so amazing :~. <br /><span id="fullpost"><br />When he returned to the country, I had time to ask taught Russian language: writing and conversation. Fuuhh, very confusing, but quite challenging and fun. Several months later, he returned to Russia. Short course was ended :r.<br /><br />If i remember that time, so sorry. Want to learn Russian loose slowly. Laziness is to pick a language that really leave me :(. Ya Rabbi, I take refuge in you from the stupidity, laziness, doubt, and other human diseases, amin.<br /><br />Around six months ago, other friend contact me. He offers a job abroad. Work in helping a private company in Russia. Condition: of course should be able to speak Russian. Doh!<br /><br />Feel like be struck by lightning, which is provided within one month to learn and master the language. But the first lesson I can almost never be loose. While the bidding when it came, I also still have a responsibility as a journalist in a national daily in Jakarta. Somehow, I bid the golden decline.<br /><br />Huuuhhhh, if a nation such as political at this time, desire to work abroad. Not because the country did not love, but want to feel the experience of others before marriage. Want to save a lot of money for fun and friends. Will have more opportunity? Rusia..ohh, Rusia. <br /><br />Country is terrible, now always follow me. I want to chase each other the opportunity again. At least to get out of the capital city. And Russia, will have the opportunity to meet your face again? Hopefully :r.<br /><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-89398434027048416852009-05-03T19:20:00.005+07:002009-05-03T22:45:38.332+07:00Kapan?Entah mengapa, tiba-tiba rindu suasana desa :(. Letih dengan kehidupan kota macet, yang tak lagi ramah, tak lagi indah, seperti saat ku masih balita :c.<br /><span id="fullpost"><br />Entah mengapa, rindu sekali pemandangan sawah. Ingin bersepeda di sekitarnya atau berjalan kaki tanpa alas kaki. Padi menguning, hawa sejuk pegunungan, penghuni dusun yang ramah, telah lama ku tinggalkan. Terakhir saat masa kuliah.<br /><br />Memetik gitar di saung, menikmati tangan-tangan terampil para petani, sambil membaca buku-buku motivator ato novel-novel menggugah di tengah sawah: salah satu hal indah dalam hidup. Entah kapan dapat mengulangi kenangan itu :(.<br /><br />Suasana desa tak pernah layu dimakan waktu. Suasana desa tetap menjadi magnet dahsyat tuk memenuhi kepuasan bathin. Tak digoda hingar bingar kendaraan: polusi udara, suara, dan polusi emosi yang menggumpal di ibu kota.<br /><br />Ingin sekali mengulang masa-masa indah di sawah. Meski hanya beberapa bulan, tapi kenangan itu tak pernah hilang. Ingin kembali merasakannya, tapi tanggung jawab dan kesempatan belum jua mendukung. Entah sampai kapan.. :r<br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-31643153269799907322009-04-25T00:31:00.005+07:002009-04-25T00:53:53.092+07:00SedihNgikutin isu seksi akhir-akhir ini, bener-bener bikin sedih :c. Ada yang cerai, satunya berkoalisi. Banyak yang gak legowo. Presiden juga bilang siap berkompetisi dengan wakilnya pada pilpres mendatang :#.<br /><span id="fullpost"><br />Kenapa ya gak pada kompak? Semua menjual nama rakyat, kemajuan bangsa. Tapi saling memaafkan, mengakui kekalahan, menjunjung nilai kebersamaan justru belum terlihat. So, gimana caranya memajukan bangsa?<br /><br />Dalam diskusi, tulisan di situ-situs jejaring sosial, warung kopi, membuktikan justru rakyat kian apatis. Mungkin, pilpres mendatang lebih besar golput dibanding jumlah pemilih.<br /><br />Entahlah. Smoga tak benar. Tapi faktanya rakyat benar-benar kecewa, sedih, apatis. Masa bodoh. Roda kehidupan terus berputar, dapur harus tetap mengebul, perut harus diisi, pendidikan harus dikejar, ilmu harus ditambah. Mengapa calon pemimpin tetap sibuk dengan urusannya? <br /><br />Bahkan beberapa kawan jurnalis tak sedikit yang apatis --putus asa mungkin--. Politik tidaklah buruk, hanya orang-orang di dalamnya yang belum mampu memainkan perannya dengan cantik. Tanpa menyakiti rakyat, tanpa membodohi, tanpa BULL SHIT.<br /><br />Koalisi-koalisi cicak, koalisi kecoa, koalisi hati dan pikiran, lebih indah dibanding koalisi partai. Ini negara, duhai para penguasa. Pikirkanlah rakyat, dengan sebenar-benarnya. Dengan mata hati, merasakan hidupnya: walau hanya sekejap. Entahlah. <br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-60759629201108534782009-04-23T17:44:00.002+07:002009-04-23T18:06:22.793+07:00Kalo Gak Ketawan Gimana Ya?Tadi malam, aku ditelpon kawan. Ia menceritakan, mobilnya kena musibah. Sejak Desember lalu, mobilnya disewakan orang lain. Pembayaran lancar. Tapi, bulan April ini mulai tersendat.<br /><span id="fullpost"><br />Peminjam dihubungi, tapi jawabannya selalu menepis. Kawan sempat curiga. Ternyata, saat kemarin jalan-jalan di seputar Bekasi, tanpa sengaja, ia melihat mobilnya ada di Polsek Be**** *****. Tentu ia sangat terkejut.<br />Akhirnya ia masuk ke polsek itu dan menanyakan status mobilnya. Ternyata mobilnya digadaikan oleh sang penyewa. Woww, tambah surprise lah dia. Ia mengambil keputusan untuk mengambil mobilnya.<br />Deg! Ia boleh mengambil mobil itu asalkan membayar dengan jumlah Rp 10 juta. Wooow, jelas lucu. Wong korban kok malah dimintain uang. Apalagi ada beberapa kejanggalan.<br />1. Mobil tersebut telah berada di polsek setempat sejak Januari.<br />2. Kenapa tidak ada itikad untuk menghubungi pemilik atau minimal dealer mobil.<br />3. Beruntung, tanpa sengaja mengetahui keberadaan mobil, tapi justru disuruh bayar.<br />4. Pengambilan mobil melalui proses negoisasi [gila, kayak jual beli barang].<br /><br />Akhirnya, kawan enggan mengambil lantaran sudah tidak wajar. Akhirnya, ia menghubungiku. Kebetulan beberapa waktu lalu, aku pernah meliput di kawasan Bekasi. Tapi, saat ini sudah tidak lagi.<br /><br />Aku menghubungi kawan-kawan pers yang ada di sana. Mereka menyuruhku menghubungi Kapolsek setempat. Alhamdulillah, meski sudah tidak berkecimpung menjadi jurnalis lagi, tapi kawan-kawan banyak yang ingin membantu.<br /><br />Selanjutnya, ku tanyakan kepada Kapolsek via ponselnya. Katanya, persyaratan hanya melengkapi surat-surat. Kami bernafas lega, berarti tentang 'harga' yang ditawarkan hanyalah perbuatan oknum.<br /><br />Setiba di polsek setempat, setelah membawa kelengkapan surat dan menyiapkan uang terima kasih, aku dikejutkan lagi. Ternyata mobilnya tidak ada di tempat. Padahal kemarin masih ada [itu pun bukan di tempat parkir, tapi di ruas jalan depan kantor polsek].<br /><br />Nah, mengetahui mobilnya tidak ada jelas aku bertanya. Tapi kata Kanit setempat, mobilnya aman. Huahahaha, lucu sekali jawabannya. Aku menghubungi kawan di Tempo dan beberapa teman pers lain.<br /><br />Mereka mengusulkan agar aku menghubungi Kapolres untuk mengadukan ulah anak buahnya. "Masa barang bukti dijadikan operasional. Itu jelas pelanggaran. Apalagi sudah deal-dealan harga. Udah laporin aja," kata kawan sedikit emosi.<br /><br />Namun, aku masih menahan karena khawatir justru mengadu domba [walaupun kesel banget]. Pihak polsek menganjurkan, Besok {Jumat, 24/4) untuk mengambil mobil. "Suratnya kan lengkap, tinggal siapkan 'pelurunya saja'," kata Kanit kepada kawan yang punya mobil.<br /><br />Aduh, masih begitu yaaaa. Anehnya, ia tak bilang langsung padaku. Jadi gregetan. Di sana ada tiga mobil lain. Aaaaahhh, entah berapa yang harus mereka bayar untuk mengambil mobil MILIKNYA SENDIRI.<br /><br />Mengayomi dan Melindungi Masyarakat, cuma simbol thokkkk. Huh, beruntung kawan mengetahui tanpa sengaja keberadaan mobilnya. "Mungkin Allah yang menunjukkan aku kesini [polsek]," kata kawan. Lah, kalo gak ketawan gimana ya?????<br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-8211340422224749722009-04-23T17:30:00.003+07:002009-04-23T17:36:06.487+07:00Saat Terakhir di Tepi Kenangan<a href="http://s390.photobucket.com/albums/oo341/rudiagungp/?action=view&current=BundaTOP.gif" target="_blank"><img src="http://i390.photobucket.com/albums/oo341/rudiagungp/BundaTOP.gif" alt="Photobucket" border="0" /></a><br />Bunda..<br />Andai sluruh isi dunia ini bisa ku miliki,<br />smua itu tetap tak mampu membalas jasamu.<br /><span id="fullpost"><br /><br />Bunda..<br />Andai ku ingat saat itu,<br />ku kan memohon agar Malaikat Izrail<br />juga memanggilku.<br /><br />Tapi Bunda..<br />Bukankah kau mengajariku untuk dapat kuat, apapun yang terjadi.<br />Bumi pun masih tetap berputar.<br /><br />Aku hanya bisa berharap.<br />Seiring putaran bumi, untaian doaku akan slalu menemanimu.<br />Menemani tidur lelapmu di taman surga.<br /><br />Ya Allah, tinggikan derajat orangtuaku, kami; umat Muslim<br />pengunjung dan penulis blog ini.<br />Tinggikanlah derajat kami di sisi-Mu.<br />Di sisi seluruh hamba-Mu.<br /><br />[tiba-tiba, ku ingat hari kemarin]</span><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-40835635808210852302009-04-22T15:02:00.003+07:002009-04-22T15:08:30.442+07:00Lomba Penulisan HIV & AIDSBro, lomba nulis lagi nih :r.<br /><span style="font-family:trebuchet ms;">TEMA PENULISAN</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">1. Pengurangan Dampak Buruk Narkotika Suntik</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">2. Anti Stigma dan Diskriminasi</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">3. Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">4. Program Pemakaian Kondom</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">5. Pengobatan, Dukungan, dan Perawatan (CST)</span><br /><span id="fullpost" style="font-family:trebuchet ms;"><br />KETENTUAN LOMBA<br />Kategori Peserta: Wartawan, Mahasiswa, dan Umum<br />Panjang Tulisan tidak lebih dari 1500 kata<br />Jenis huruf yang digunakan Times New Roman ; size 12 pt ; paragraph 1,5<br />Tulisan dikirim dalam bentuk softcopy dengan scan KTP ke lombatulis09@aidsindonesia.or.id<br />atau dalam bentuk hardcopy dengan fotocopy KTP dikirimkan ke Panitia Lomba dengan alamat : Menara Eksekutif Lt.9, Jl. M.H. Thamrin Kav.9, Jakarta Pusat 10330 paling lambat 31 Mei 2009 dengan cap stempel POS. Info lengkap <a href="http://www.aidsindonesia.or.id/news.php?id_kategori=1&id_pages=56&id_language=2" target="_blank"><span style="font-weight: bold;">klik ini</span></a><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-8818711225183504912009-04-18T02:05:00.005+07:002009-04-18T02:52:15.206+07:00Lomba Esai dan Cerpen Asuransi Jiwa BersamaSik asik asik. Bro, ada lomba menggoda nih dari Asuransi Jiwa Bersama (AJB). Menyambut usianya yang menjelang satu abad (97 tahun) ada lomba cerpen dan esai yang menarik dan menggiurkan [hadiahx lima juta :k]. Lomba cerpen bertajuk "Sosial, Human Interest". Tuk esai temanya, "Asuransi dan Saya", dikhususkan bagi para blogger :z.<br /><span id="fullpost"><br />Persyaratan Peserta :<br /><br />1. Masyarakat umum, warga negara Indonesia.<br />2. Peserta boleh menggunakan nama samaran (namun nama asli tetap dicantumkan di daftar riwayat hidup).<br />3. Melampirkan daftar riwayat hidup, (termasuk alamat lengkap, nomor telepon, dan e-mail).<br />4. Lomba ini tertutup bagi pegawai tetap (organik) AJB Bumiputera 1912.<br />5. Info lanjut intip aj situs <a href="http://www.bumiputera.com/" target="_blank"><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153);">AJB ini nih</span></a>.<br /><br />Keterangan paling lengkap, klik aja dua gambar di bawah ini. Tinggal pilih mau ikut essai, cerpen, ato semuanya. Mari kita menulis, mari melakukan hal indah dalam hidup.<br />Sukses Bro :~..<br /><br /><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.bumiputera.com/content_berita.php?ids=165&jenis_berita=10" target="_blank"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 133px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeiogPUMd2aN0-YaSFHLYDx93hAVx8lXYF-yBc3lGdf3ZZPTk2uSANltd_u4M9CEzFvdE89t77jYQGRWSdaXoqfWsSsUderuPuJp00URhuue7DeNLeowpXzCVxAhBMDjgqg9658rhxMrA/s200/AJB+ESSAI.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5325745361052052386" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.bumiputera.com/content_berita.php?ids=164&jenis_berita=10"target="_blank"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 133px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdzJ7L0IQpF8O1jrwgttQuKcYZ6e85IfcjjgBNuDIqn3qSGySO7ezNg8P9EWa_9RyKfqNEY6vLXVlX-MCL-3l4bN8aV8xDfRoM3Wzgv-Tmr42sVMchJsnMVy4u58Kzh0kOScDYE9SrYVU/s200/AJB+CER.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5325748809090438130" border="0" /></a>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-14813891910245688502009-04-17T16:00:00.005+07:002009-04-17T16:18:57.778+07:00Jenazah [Ingatan dalam Ingatan]<span style="font-family:trebuchet ms;">Mencoba mengingatkanku lagi, suatu saat manusia pasti akan terkulai lemah; menjadi jenazah :c.</span><br /><br /><span id="fullpost" style="font-family:trebuchet ms;">"Buku Pintar Calon Penghuni Surga; Mempersiapkan Kematian Menuju Kehidupan Akhir yang Bahagia", karya Khozin Abu Faqih, begitu menggugah. Buah karya setebal lima ratusan halaman ini memacu ghirah kita tuk berusaha menggapai khusnul khotimah. Dirangkai pula dengan mengajarkan hakikat kematian :f.<br /><br />Kematian? Hmmm... Pekan lalu, kelinciku mati.<br /><br />Awalnya keponakanku, Shila yang masih berusia tiga tahun, memandikannya berkali-kali. Setelah itu kelinci tersebut tak bergerak. Entah apa sebabnya. Apa karena cara memandikannya yang salah atau karena 'kontrak' kelinci itu telah habis. Satu hal yang pasti kelinciku telah kembali pada Sang Khalik.<br /><br />Sebelum dimakamkan ---tanpa nisan sih hehe :r---, kupandangi jasad hewan itu. Lemah. Tak berdaya. Tapi tak ada tanda-tanda raut kekhawatiran di wajahnya. Sebaliknya, seperti memancarkan senyum.<br /><br />Tiba-tiba ingatanku seperti ditarik pada kejadian beberapa waktu lampau. Memori kecilku berputar, mencari, dan berhenti pada satu peristiwa kecelakaan motor.<br /><br />Saat itu, salah satu pengendara motor, mungkin, sepertinya kurang beruntung. Ia tergeletak di ruas jalan raya. Dikerumuni puluhan orang. Aku penasaran. Khawatir, korban tersebut kerabat atau keluargaku. Nafasku lega, ternyata korban yang berjenis kelamin pria itu tak kukenali.<br /><br />Namun, kelegaanku tak berlangsung lama. Jantungku berdetak. Keras sekali. Yah, meski bukan orang yang kukenal, tapi rasa penasaran untuk melihat korban begitu besar. Ku hampiri pria yang telah ditutupi koran itu.<br /><br />Deg! Masya Allah. Begitu korannya ku buka, kondisi korban begitu mengenaskan. Rahang kirinya menganga sekitar lima sentimeter. Kulitnya terkelupas. Darahnya terus mengalir. Deras. Bagian rahang itu pun jatuh ke aspal. Tak lagi menyatu. Warga yang melihat ada yang berteriak :c.<br /><br />Sebagiannya lagi mengucap Takbir. Ku berusaha mengembalikan potongan kulit itu, tapi jatuh lagi. Aku sempat bingung, darahnya masih terus saja mengalir tapi bukan dari depan. Kucuran darah itu berasal dari bawah kepalanya.<br /><br />"Mas, darahnya masih ngucur tuh. Coba angkat kepalanya! Mungkin bisa diberhentikan," kata seorang di belakangku. Aku tak mau melakukannya:(. Karena tak tega menyakiti jenazah. Tak lama aparat meluncur. Dua petugas kepolisian memeriksa jenazah itu.<br /><br />Dan, kepala korban diangkat. Astaghfirullah. Ada lubang di bagian belakang kepalanya dengan diameter sekitar tiga sampai empat senti. Ternyata sumber darah yang mengucur berasal dari lubang itu.<br /><br />Kata para saksi; si pengendara sempat terjungkal ke atas dan kepalanya menancap ke pagar yang berada di trotoar. Kemudian korban terhantam motor di belakangnya ---yang salah yang bikin pagar di trotoar :@, apa pengendara ato takdirnya---.<br /><br />Selang beberapa menit, petugas berhasil mengamankan lokasi. Tapi aku masih berada di samping korban. Jenazah tersebut dikembalikan dalam keadaan serupa. Terlentang.<br /><br />Tapi... Jantungku kembali berdetak. Lebih kencang. Melihat raut wajah korban yang memancarkan ketakutan. Bisa juga menandakan kesakitan. Matanya melotot. Belum bisa dipejamkan. Ku usap berulang-ulang. Masih belum terpejam.<br /><br />Ku coba panjatkan doa. Kedua bola matanya kembali ku usap. Masih tak terpejam. Mendelik. "Ya Allah, semoga jenazah ini Kau ampuni. Semoga sakaratul mautnya menjadi penebus dosanya. Mohon, tutuplah mata itu," lirihku dalam hati. Alhamdulillah doaku dikabulkan. Matanya mampu menutup sempurna.<br /><br />Aku mundur. Sedikit menjauhi jenazah itu. Tapi bola mataku masi menatap wajahnya. Ingatanku terbawa lagi. Seperti berlari. Lebih cepat. Aku masih menatap wajahnya. Kali ini sambil berdiri; tapi ingatanku menerawang pada kejadian lain di tahun-tahun sebelumnya.<br /><br />Aku jadi ingat kawan sekolahku di STM Negeri Boedi Oetomo, Jakarta Pusat. Kala itu, tawuran menjadi menu di sekolah kami. Itu terjadi karena keterpaksaan. Terjadi setiap hari. Pulang maupun pergi sekolah. Dan, ingatanku berhenti pada peristiwa pesta kelulusan.<br /><br />Menjelang Maghrib. Kami berkumpul di terminal Lebak Bulus. Ah, bodoh sekali waktu itu. Sekolah pagi tapi pulang selalu malam. Minimal sore. Padahal rumahku sendiri di bilangan Jakarta Timur. Gumprang..Gumprang...Brak Brak.<br /><br />Ketika asik bercanda bersama kawan, tiba-tiba puluhan pelajar berseragam menyerang kami. Mereka turun dari atas truk. Perkelahian tak mampu dihindarkan. Batu, kayu beterbangan. Senjata tajam beradu. Ada yang berlari. Ada yang mengaduh.<br /><br />Auuuuuwww. Aku dikejutkan sebuah suara. Teriakan itu milik kawanku. Ia tersabet senjata tajam. Bagian belakang kepalanya robek. Darahny muncrat. Kerah seragamnya memerah. Ia terus mengaduh. Berusaha menahan rasa sakit. Tapi, ia masih bisa melemparkan senyumnya. Tak semanis senyumnya di saat sehat. "Aduh sakit banget. Tapi, gue gak pape kok," katanya berusaha menenangkan yang lain.<br /><br />Kendati demikian, suasana bertambah crowded. Mencekam. Sebagian kawan lain mengejar pelaku. Bersama yang lainnya, aku berusaha memegang kerabatku. Dari insiden tawuran itu, ada pelajar yang meregang nyawa sia-sia. Adzan Maghrib berkumandang. Dan, tiiiiiinggg...<br /><br />Selanjutnya ada suara lain yang cukup menganggu; Ngiu..ngiu ngiu ngiu ngiu. Tiba-tiba layar memoriku buram. Tak mampu lagi mengingat kejadian tawuran itu. Aku terhenyak. Suara Ambulance memcahkan lamunanku. Ingatanku kembali fokus pada jenazah korban kecelakaan motor di depanku. Aku tak tau secara pasti. Berapa lama ingatanku berkelana.<br /><br />Jenazah itu akan dibawa petugas. Kemudian, puluhan warga yang berkumpul, satu per satu bubar tanpa dikomando. Kala itu, jantungku masih berdetak. Namun, lebih pelan. Inna lillahi wa inna ilaihi ra'jiun.<br /><br />Aku sama sekali tak bermasud membuka aib jenazah pengendara motor. Sebaliknya, aku masih memiliki keyakinan meski fisik luarnya mengenaskan, bisa jadi ia menutup kalimat terakhirnya dengan Syahadat, amin. Bisa juga cara kematiannya menjadi penghapus dosanya di dunia, amin.<br /><br />Ini bukan juga resensi ---halah---. Namun, "Buku Pintar Calon Penghuni Surga" itu, telah mengingatkanku kembali tentang sebuah kematian. Kita tentu akan menjadi jenazah. Entah di darat, udara, atau laut. Dan, entah kapan ajal itu tiba. Bisa dalam kecelakaan, dalam perang, dalam damai, saat perjalanan, dalam tidur, atau di atas meja kerja. Ah, smoga saja bisa wafat di depan Ka'bah, atau bertemu Izrail dalam derajat Syahid, amin amin.<br /><br />Suatu saat aku pasti dijemput ajal. Kita semua. Tidak ada seorangpun yang bisa mengetahui bagaimana cara kematian kita. Tak ada yang mampu menjamin akhir hayat kita bisa ditutup dengan tersenyum, tenang, dan menunjukkan kebahagiaan. Sekalipun Presiden atau Ustadz.<br /><br />Sebaliknya, bisa saja meski menutup hidupnya dengan senyum tapi dirinya dalam keadaan tak beriman. Naudzubillah. Tapi, ku selalu berdoa dan berharap kita semua bisa dijauhi dari kematian dalam keadaan mata melotot, lidah menjulur, tanpa iman, tanpa bekal apapun.<br /><br />Mari siapkan kematian. Semoga akhir hayat ini mampu ditutup dengan khusnul khotimah, bukan su'ul khotimah. Mampu ditutup dengan bekal yang laik, iman yang tebal, serta menghadap Sang Khalik dengan wajah yang sumringah. Penuh kebahagiaan. Kerinduan membuncah.<br /><br />Seperti kelinci kecilku. Lemah. Tak berdaya. Tapi masih menyunggingkan senyum lucunya. Syukur bisa seperti para Mujahid yang menyambut bidadari Surganya. Atau seperti tokoh-tokoh yang diabadikan dalam dalil Quran, Sunnah, atau cerita yang dikisahkan dalam tausiyah-tausiyah para Ustadz tentang cara kematian calon penghuni surga.<br /><br />Pada akhirnya tak ada masalah yang patut kita khawatirkan, mungkin, kecuali hanya mengkhawatirkan masalah bagaimana kita menyiapkan kematian.<br /><br />Semoga kesibukan pemilu tak menjadikan kita lupa pada 'satu agenda yang pasti datang'. Pun, kegalauan hati tentang masalah sehari-hari tak mengalahkan kerisauan diri menyambut datangnya kematian---Deu, berat oey, tapi bisa ya hehe amin---<br /><br />Pada saat yang sama, smoga kita bisa bersyukur dalam kondisi apapun jua. Bukankah Maha Aziz telah mengingatkan, "Fabiayyi alaa irabbikumma tukadziban." Demikian Firman yang diulang-ulang dalam Ar Rahman.<br /><br />Seperti dalam novel "Rembulan Tenggelam di Wajahmu", karya Tere Liye. Novel yang diterbitkan Republika ini, menjawab lima dari yang lima, mengajarkan rentetan makna hidup. Tak menutup kemungkinan, apa yang kita alami saat ini berasal dari rangkaian sebab-akibat.<br /><br />Begitu pula apa yang dilakukan saat ini, bisa mengakibatkan cara kematian dan penutupan hidup di masa mendatang. Mungkin. Seperti kisah pilu yang dialami Diar, yang wafat karena ulah sahabatnya, si Rai ---tokoh di novel tsb---.<br /><br />Yuk berdoa. Ya Rabbul Ghaffar, mudahkan kami dalam sakaratul maut nanti. Tempatkan kami dalam surga-Mu. Dan, pertemukanlah kami dengan Engkau, para Rasul, para Mujahid, dan para penghuni surga lainnya. Amin. Wallahu `alamu.<br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-54432381814443765732009-04-17T10:05:00.003+07:002009-04-17T10:29:52.600+07:00Sumbar Diguncang Gempa<span style="font-family:trebuchet ms;">Earthquake strength 5.2 Richter scale Pagai the South region, Mentawai, West Sumatera :c. </span><br /><span id="fullpost" style="font-family:trebuchet ms;"><br />Earthquake on this 43 kilometers southwest Pagai South and 80 kilometers southeast of North Pagai in depth 10 kilometers. Previous earthquake also occurred in the same area with the strength of 5.3 Richter scale. This earthquake occurred at 03.42 WIB. However, it does not cause a tsunami :y.<br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-19315060075331203872009-04-17T06:00:00.006+07:002009-04-17T09:32:29.893+07:00Wanita<a href="http://s390.photobucket.com/albums/oo341/rudiagungp/?action=view¤t=Mizad.gif" target="_blank"><img src="http://i390.photobucket.com/albums/oo341/rudiagungp/Mizad.gif" border="0" alt="Photobucket"></a>. <br /><span id="fullpost"><br />Dia adalah wanita :r.<br />Make jilbab, make soft lens, udah. Wakakakaakakak :r.<br /><br />Wanita cerdas, cantik, nan shalehah, umpama tongkat si buta.<br />Ibarat kamus segala ilmu, yang semoga kekal untuk diwariskan :z.<br /><br />Eniwei, izinkan aku membahagiakan, memuliakanmu.<br />Dalam tidur, sadar, maupun imajinasimu.<br />Aku telah mempercayaimu :~.<br /><br />Dan, izinkan rindu ini tuk calizq.<br />Untuk seorang wanita, ya wanitanya kamu itu :L.<br />Ah, jadi malu ;). MUBMKB </span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-50535124279774903492009-04-17T05:39:00.003+07:002009-04-17T05:46:39.174+07:00Thanks Urfa<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhARJpiFHkWO9-LeObGXuDx2tW9jtHuW0-6QlCk6vCcWYK5y_xstDIu9k6gWiBqjcjynP0XeAXxkZ6nWTkmOYt7EG6C5SFy_6uWxLhOmqdnPe9dJdxHfIvVJzKfN1joBrdipLRHEhR8mqrh/s1600-h/urfa.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5324977685691571186" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhARJpiFHkWO9-LeObGXuDx2tW9jtHuW0-6QlCk6vCcWYK5y_xstDIu9k6gWiBqjcjynP0XeAXxkZ6nWTkmOYt7EG6C5SFy_6uWxLhOmqdnPe9dJdxHfIvVJzKfN1joBrdipLRHEhR8mqrh/s320/urfa.jpg" style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; float: left; height: 213px; width: 159px;" border="0" /></a><span style=";font-family:georgia;font-size:100%;color:black;" >Rr. Urfa Syahidah Ayaturahman dan si kecil, Rr. Clara Shila. Dua Keponakan tersayang yang manis dan paling kritis</span><span style="font-weight: bold;font-family:georgia;font-size:100%;color:black;" > :#. </span><br /><span id="fullpost"><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Urfa salah satu keponakan tercintaku. Siswi kelas V SD ini manis tapi teramat kritis. Tak hanya di rumah. Di sekolah pun, guru-gurunya menganggap pintar dan kritis . </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">"Omdi, jangan ngerokok terus. Berhenti dong. Tau gak sih ngerokok itu bla..bla..bla," katanya sambil menjelaskan detil pengaruh negatif rokok. Ehm, aku hanya manggut-manggut mendengar 'ceramahnya' :o.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Ia benci sekali melihatku merokok hahaha. Sorry Fa, pada waktunya nanti, berhenti kok. Not now, not today. Eniwei, ia juga sangat hobi membaca dan menulis. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">"Mau jadi presiden, dokter, atau penulis," katanya penuh keyakinan. Alasannya jadi presiden karena tak tega melihat anak jalanan yang tak bersekolah. Ia ingin semua anak seusianya mengenyam pendidikan. Tanpa terkecuali. Duhai, sungguh niatan yang mulia.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Alasan jadi dokter, katanya, ingin seperti tantenya. Dan kesemsem ingin jadi penulis, terinspirasi aku yang suka corat-coret di tembok hahaha. Padahal aku sendiri hanya penggali kubur kucing hehe. Penggali kubur yang gemar belajar menulis :r. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Urfa kerap membuat cerpen atau puisi. Beberapa karyanya sempat dimuat di Kompas, majalah Bobo, etc. Ku selalu berdoa smoga cita-cita mulianya dapat ia rengkuh dan nikmati, amin amin amin.<br /><br />Setiap pekan kami sering diskusi bersama. Entah diskusi tentang pelajaran di sekolahnya atau cerita-cerita ringan lain. Kadang tentang perpolitikan di tanah air, apapun tema yang menarik biasa kita perbincangkan.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Suatu ketika, ia mengajakku untuk mengikuti lomba menulis cerpen detektif di Bobo. Karena konsumsinya untuk anak-anak, tulisan pun harus disesuaikan. "Apa? Lomba cerpen detektif?" tanyaku.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Aku enggan :d. Bukan karena malas mencoba, tapi ketakutan menghalangiku. Boro-boro ngirim tulisan cerpen detektif, karya cerpen anak hanya tuk konsumsi sendiri dan meluangkan hobi menulis. Tapi, sekali pun belum pernah membuat cerpen detektif. "Kamu aja Fa yang ikut," elakku. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Tapi, ia memaksaku ikut lomba tersebut. Hadiahnya lumayan, pemenangnya mendapat sertifikasi dan karyanya akan dimuat di Bobo atau diterbitkan dalam bentuk buku, katanya. Akhirnya, demi menyenangi dirinya, terpaksa aku mengikuti lomba itu. Tak ada orientasi</span> apapun kecuali untuk membuatnya senang. Pengen menang? hahaha, pesimis banget.<br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Aku sempat bingung. Apa yang mau ditulis hahahaha. Konsep, outline, atau bahkan inspirasi saja tak ada. Ia meminjamkanku cerpen detektif agar aku bisa mempelajari majas dan karya detektif untuk konsumsi anak-anak. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Dalam perjalanan waktu, aku lupa akan lomba itu. Urfa selalu menanyakanku. "Om, udah dikirim belum tulisannya?" Gubrak. Jangankan mengirim, membuatnya saja belum. Aku pun menjanjikannya akan mengirim sebelum batas terakhir ditutup. Entah alasan apa ia ingin sekali aku mengikuti lomba itu. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Sumpah. Aku benar-benar bingung apa yang mau ditulis untuk lomba nanti. Alhamdulillah, saat berkumpul bersama kawan, sempat diskusi tentang sebuah harga handphone yang melonjak. Dari situ, aku terbesit ide tuk membuat kisah tentang hp. "Apa ya, yang menarik dari hp?" tanyaku dalam hati.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Dan, kubuatlah tulisan tentang hp. Sulit sekali. Tapi ku coba terus. Biasa membuat tulisan berita dan tulisan serius lain, agak bingung beradaptasi membuat bahan tulisan untuk anak. Eniwei, aku berhasil membuat satu tulisan.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Aku diskusikan tulisan itu ke Urfa. Apa jawabannya? Kata dia, "Yah, not bad-lah, Om. Lumayan. Ya udah coba kirimin aja." Addddduuuhhh... Dengan jawaban itu, terus terang tambah minder. Dalam penilaian keponakanku saja, nilainya cuma lumayan. Gimana penilaian juri? Tapi, ku kembalikan seperti niatan awal. Ikut lomba ini hanya tuk membuatnya senang.<br /><br /></span><span style="font-family:trebuchet ms;">Ku buat beberapa tulisan anak lainnya. Tak dinyana, ku menyelesaikan 25 cerpen detektif. Karena minder, ku hanya mengirimkan tiga cerpen. Itu pun, menjelang batas akhir penutupan. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Namun, alhamdulillah. Berkat motovasinya, ku lebih sering membuat cerpen anak. Entah cepen detektif, kisah fabel, atau cerpen anak lainnya. Dan, malam tadi, aku ditelpon Urfa. "Om, bisa ke rumah gak?" katanya.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Malas sekali. Apalagi ku baru saja mandi malam hehehe [suka kebiasaan mandi jam 21.00]. Ku pikir, ia ingin diskusi tentang PR di sekolah atau hal lain. Akhirnya, aku ke rumahnya. Setibanya di sana, aku disuguhkan majalah Bobo yang sudah terbuka.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">"Apa ini?" kataku. "Baca aja dulu," jawabnya. Surprise... karyaku terpilih menjadi salah satu dari 10 cerita pilihan. Hehehehe, alhamdulillah. Semua karena nikmat Allah dan motivasi Urfa. Belum pernah membuat tulisan cerpen detektif, tapi bisa membuatnya senang. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">"Ayo makan-makan ya, Om," teriak Faqih, kakaknya Urfa. Waduh, hadiahnya saja belum dikirim. hehehe. Tapi aku janji akan memberi sesuatu kepada Urfa dan keponakanku yang lain. Aku pun menanyakan Urfa tentang apa yang diinginkan jika hadiah tersebut sudah ku terima.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">"Mmm, beliiin buku aja ya Om. Kita ke Gramedia lagi." Ho hohoho. Ia tak pernah berubah. Setiap ultah atau ketika ku ajak jalan-jalan, ia selalu memilih untuk dibelikan buku ketimbang diberi uang, jajanan, apalagi permen.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Memang, dengan membaca kita bisa melihat dunia. Bacalah, dan dunia milik kita. Membaca, memang hal pertama dan utama yang diperintahkan Allah kepada Nabi Muhammad. "Iqra." Ayat pertama dalam Al Alaq ini, menjadi wahyu pertama yang diterima Rasul. </span>Begitu penting dan dahsyatnya keutamaan membaca.<br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Thanks Urfa. Engkau mengajarkanku banyak hal. Thanks juga buat Bobo, yang telah membuatku dan Urfa bahagia :L. </span><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-63835778319290280052009-04-17T05:30:00.004+07:002009-04-17T05:59:20.547+07:00Kembali<span style="font-family:trebuchet ms;">Aku telah kembali menerimanya. Meninggalkan yang lain demi kembali. Cahaya itu datang dan aku kembali :L. Melepas tawa dan canda bersama yang lain. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Kembali, ingin seperti dulu. Bersamanya, tanpa siapapun :r.</span><br /><br /><span id="fullpost" style="font-family:trebuchet ms;">Ingin kembali, mulai hari ini, menerimanya kesekian kali. Menjaga, memuliakannya. Seperti waktu itu. Saat yang pernah hilang.<br /><br />Tapi, kini aku kembali. Percayalah. Ku kan berusaha benar-benar kembali seperi dulu. Sesuai dengan apa yang kau mau, yang ku mau. Cieeeehh :r.<br /><br />I dedicated for me n' always MUBMKB.<br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6245520411667239955.post-1399151006656458202009-04-17T05:22:00.003+07:002009-04-17T05:27:48.933+07:00100 Sahabat Mendahului<span style="font-family:trebuchet ms;">Selamat jalan sahabat. Semoga kita dipertemukan kembali di taman surga dan surga nan kekal nanti, amin. Sejak kecil, sudah ratusan sahabat mendahuluiku. Entah sahabat rumah, kawan sekolah, organisasi, etc. :( hiks.</span><br /><br /><span id="fullpost" style="font-family:trebuchet ms;">Kehilangan adalah hal yang tak mampu ditepis :c. Seperti tadi malam, misalnya. Satu sahabatku lagi, Setyo Widodo, menjemput ajalnya. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Ia sahabat, kawan dekat, seseorang yang banyak menolongku dan kawans lain.<br /><br />"Aku mau tidur dulu," itulah kalimat terakhir yang diucapkan kepada istrinya di rumah sakit. Dua hari sebelumnya, aku sempat menjenguk ke rumahnya. Mukanya hitam. Nafasnya tersengal. Aku pun tersedak melihatnya. Istrinya, tak henti mengucapkan istighfar di telinganya.<br /><br />Aku menyarankannya untuk mentalqinkan dengan asma Allah saja. Agar lebih mudah. Istrinya pun mengikuti saran itu. Ia menangis. Tersedu-sedu. Tak kuasa, ia berhenti sejenak. Aku mengganti posisinya, dengan menalqinkan asma Allah di telinganya. Kawan lain mengucapkan kalimat ilahiyah, ada yang mengumandangkan shalawat.<br /><br />Alhamdullillah. Kami ditunjukkan kekuasaan Allah. Nafasnya tak lagi tersengal. Pancaran wajahnya tak lagi hitam. Berubah menjadi putih, bersih, dan bersinar. Allah maha besar. Sahabatku pun mampu berkomunikasi, walau hanya melalui mata dan anggukan kepala.<br /><br />Melihat kondisinya yang sedemikan rupa, sebuah pesan ku kirim kepada salah satu kakakku, yang kebetulan berprofesi dokter. Ia pun menyarankan tuk segera membawa kawanku ke rumah sakit. Di rumah sakit, aku menyesal belum sempat menjenguknya lagi.<br /><br />Namun, dari kisah kawan yang membesuk, almarhum wafat dengan senyum. Menggenggam tasbih di tangannya, wafat dalam keadaan tenang dan semoga bi khusnul khotimah, amin. "Aku mau tidur dulu," kata itu yang didengar istrinya saat sang istri ingin ke toilet.<br /><br />Sekembalinya ke pembaringan, ternyata suaminya sudah tak bernyawa. Dan kalimat, mau tidur, itulah, kalimat perpisahan almarhum sebelum meninggalkan selama-lamanya. Padahal, sebelumnya ia tak mampu berkomunikasi kecuali melalui mata dan bahasa tubuh.<br /><br />Di pemakaman, ratusan kawan, tetangga, kerabat dan keluarga mengantarnya hingga liang lahad. "Ayah mana," tanya Intan, gadis berusia satu tahun di depan makam ayahnya. Sang ibu menjawab, "Ayah pergi haji, setelah itu ayah mau tidur." </span><span id="fullpost" style="font-family:trebuchet ms;">:c huhuhu.</span><br /><span id="fullpost" style="font-family:trebuchet ms;"><br />Percakapan anak dan istri alamarhum memaksa hati seluruh peziarah meluluh. Hampir semua yang ada di makam, sulit untuk membendung air mata. Allahummmagh firlahu warhamhu waafihi wa'fuanhu wa akrim nudzulahu wawasi' madkholahu...ilaa akhiri du'a.<br /><br />Selamat jalan sahabat. Semoga Allah melapangkan kuburmu, membebaskan siksa untumu, mengganjar setiap perbuatanmu di dunia dengan pahala dan melipatgandakannya, amin. Ratusan sahabat telah meninggalkanku. Tentu, akan ada lagi yang meninggalkanku atau aku yang akan meninggalkan alam fana ini lebih dulu. Kapan waktunya, entahlah itu.<br /><br />Ya Rabbul Ghaffar, masukkan kami dalam golongan orang-orang yang Engkau ridhoi. Mudahkan kami dalam menjemput ajal, tetapkan kami dalam insan yang Engkau rahmati, akhiri kami dengan khusnul khotimah. Takdirkan dalam derajat orang-orang yang Syahid, amin amin amin.<br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com